Kunci Sukses Pemasaran Dalam Jasa Pendidikan
I.
Memperbaharui
jasa pendidikan yang ditawarkan.
Ada
beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan oleh para pengusaha
dalam menghadapi persaingan yaitu:
a. Konsep Produksi
Konsep
ini berpendapat bahwa perusahaan membuat produksi sebanyak-banyaknya. Dengan
produksi masal ini akan diperoleh efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi
dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan harga jual
lebih murah dari saingan.
Jika
hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan
menghasilkan lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan
uang SPP, agar lebih banyak peminat masuk. Konsep produksi dalam jasa pendidikan,
harus tetap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang SPP tidak
terlalu tinggi.
b. Konsep Produk
Konsep ini berlaku sudah sejak lama, pada saat
produsen berada pada posisi kuat.Produsen menghasilkan produk yang sangat baik,
menurut ukuran atau selera produsen sendiri, bukan menurut kehendak konsumen,
konsumen demikian banyaknya, sehingga selera mereka bervariasi. Kesalahan pada
konsep produk adalah menyamakan selera produsen dengan selera konsumen.
Akibatnya jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka
pengusaha yang menganut konsep produk ini kan kalah dalam persaingan.
Jika
diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga tidak boleh berbuat
sekehendaknya, walaupun dalam rangka ingin meningkatkan mutu. Pimpinan harus
sering memonitor apa kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang dibicarakan
oleh para mahasiswa diluar ataupun dosen, tenaga administrasi dan sebagainya.
c. Konsep
Penjualan
Pengusaha
yang menganut konsep penjualan (selling
concept) berpendapat bahwa yang terpenting adalah produsen menghasilkan
produk, kemudian produk itu dijual kepasar dengan menggunakan promosi
besar–besaran. Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka ada kecenderungan
lembaga menggunakan surat kabar, TV, memasang iklan. Iklan ini harus harus
disertai bukti nyata yang menunjang kekuatan iklannya, iklan tanpa usaha
perbaikan mutu lembaga pendidikan akan menjadi bumerang bagi lembaga itu
sendiri. Para pengelola yang menganut konsep penjulan hanya mementingkan
tugasnya saja tanpa memikirkan pelayanannya sudah baik atau belum.
II.
Melokalisasi
sisetem titik pelayanan (point of service)
a.
Konsep Marketing (Marketing Concept)
Konsep
Marketing ini menyatakan bahwa produsen tidak hanya memperhatikan diri sendiri
tetapi melihat bagimana selera konsumen. Marketing tidak berarti bagaimana
menjual produk agar laris habis, akan tetapi konsep marketing lebih
berorientasi jangka panjang. Dalam konsep ini lebih menekankan pada “kepuasan
konsumen”.Tujuan marketing adalah bagaiman usaha untuk memuaskan selera,
memenuhi “needs and wants” dari konsumen. Istilah needs artinya kebutuhan yang
didefinisikan sebagai rasa kekurangan pada diri seseorang yang harus dipenuhi.
Sedangkan wants adalah keinginan, yang didefinisikan sebagai suatu
kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli,
pendidikan, agama, keyakinan, family, dan sebagainya.
Lembaga
pendidikan yang menganut konsep marketing ini tidak hanya sekedar mengajar
siswa tiap hari sesuai jadwal, tetapi mengusahakan agar siswa puas dengan
layanan lembaga dalam banyak hal, misalnya dalam suasana belajar mengajar,
ruang kelas yang bersih, taman yang asri, dosen-dosen yang ramah, perpustakaan,
Lab, dan lain sebagainya harus siap melayani siswa.
b. Konsep
Responsibility (konsep kemasyarakatan)
Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan
harus bertanggung jawab pada masyarakat terhadap segala perilaku bisnisnya. Perusahaan
harus menghasilkan produk yang dapat diandalkan, tidak cepat rusak, tidak
berbahaya jika digunakan oleh konsumen dan turut menjaga kelestarian alam. Jika
konsep ini diterapkan dalam lembaga pendidikan maka lembaga pendidikan harus
bertanggung jawabt terhadap masyarakat luas yang dipungut dan yang digunakan,
sehingga mutu lulusan yang dihasilkannya benar-benar maksimal untuk kepentingan
masyarakat.
Secara
umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam konteks lembaga
pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal,
tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi guru atau karyawan administrasi
dan pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian penyedia jasa.
III.
Melakukan
kontrak jasa pendidikan untuk mengikat pelanggan jasa pendidikan
1.
Produk Jasa ( The Service Product)
Produk
jasa menurut Kotler (2000: 428) merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
pasar sebaagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Jadi, pada dasarnya produk adalah sekumpulan
nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli
berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.
2. Tarif Jasa ( Price)
Keputusan
penentuan tarif dari sebuah produk jasa harus memperhatikan beberapa hal. Hal
yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan
strategi pemasaran secara keseluruhan.Perubahan berbagai tarif di berbagai
pasar juga hrus dipertimbangkan. Tarif spesifik yang akan ditetapkan akan
bergantung pada tipe pelangganyang menjadi tujuan pasar jasa tersebut. Nilai
jasa ditentukan oleh manfaat dari jasa tersebut.
IV.
Menggunakan
kekuatan informasi jasa penddikan
a.
Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location)
Lokasi
pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju
merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan
digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan
dan di mana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan di
mana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat
dari jasa.
b.
Promosi (Promotion)
Promosi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya
dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka
tidak akan pernah membelinya.
c.
Tujuan utama dari promosi adalah
menginformasikan, mempengaruhi, membujuk serta mengingatkan pelanggan sasran
tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
d.
Orang/Partisipan (People)
Orang (people) adalah semua pelaku yang
memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan
konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan
cara berpakaian karyawan dan penempilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap
persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
V.
Menentukan
nilai strategis jasa pendidikan bagi pelanggan jasa pendidikan.
Secara
singkat, prinsip-prinsip penetapan harga seperti yang diusulkan oleh Kotler
(1996) dikutip dari Zeithlam dan Bitner (2000: 436) adalah sebagai berikut:
a.
Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah
faktor dalam menetapkan harga, mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga,
menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang
ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan
harga, serta menentukan harga akhir.
b.
Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari
profit maksimum melalui penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai
dengan cara memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar
atau kemungkinan lainnya.
c.
Para pemasar hendaknya memahami responsif
permintaan terhadap perubahan harga.
d. Berbagai jenis
biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah
biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta
biaya-biaya lainnya.
e.
Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi
tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus
dipertimbangkan dalam proses penetaan harga.
f.
Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang
ada mencakup markup, sasran perolehan,nilai yang dapat diterima, faktor
psikologis dan harga lainnya.
g.
Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan
menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga
promosi, serta harga bauran produk.