Berikut akan
saya paparkan macam-macam metode pembelajaran yang efektif untuk dapat
dilaksanakan. Khususnya para pendidik atau juga para calon pendidik. Selama ini
kita hanya familiar atau bahkan selalu hanya menggunakan metode seperti
ceramah. padahal banyak sekali selain metode tersebut yang dapat digunakan
dan efektif dalam usaha meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap
materi yang kita sampaikan dan pada akhirnya tujuan dari pembelajaran yang sudah
kita tetapkan di awal tercapai dengan baik dan akan tecipta pembelajaran yang
berkualitas serta tercipta pengalaman-pengalaman yang menarik.
A. Pengertian
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :
a. kemampuan berbahasa tulis dan lisan,
b. kemampuan analisis ringan,
c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya
Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.
B. Ciri-ciri
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
·
Example memberikan gambaran akan sesuatu
yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan
·
non-example memberikan gambaran akan sesuatu
yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
C. Kelebihan dan Kekurangan.
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
1. Siswa berangkat dari satu definisi
yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih
mendalam dan lebih komplek.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong
mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan
untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian non example yan dimungkinkan
masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang
telah dipaparkan pada bagian example.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
D. Langkah-langkah :
1.
Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.
Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan melalui OHP
3.
Guru memberi
petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan / menganalisa
gambar .
4.
Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
5.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.
Mulai dari
komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai
7.
Kesimpulan
MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
Salah satu model yang saat ini
populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan
interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan
logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa)
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa)
harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan
dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa)
berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan
diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and
Picture adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan
apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping
itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga
sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat
penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan
dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan
motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan
motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa
untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa
ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar
yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita
akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang
diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan
gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan
tertentu.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara
bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi,
karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang
harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada
diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.
5. Guru menanyakan alasan/dasar
pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut
guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru
harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa
lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang
telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah
ditetapkan.
7. Kesimpulan/rangkuman
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture:
Kelebihan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan
masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan
sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir
berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan
siswa dalam praktik berpikir,
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar
yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan
dan pengelolaan kelas.
Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu
2. Banyak siswa yang pasif.
3. Guru khawatir bahwa akan terjadi
kekacauan dikelas.
4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh
bekerja sama dengan yang lain
5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat
dan biaya yang cukup memadai.
KESIMPULAN
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran.
Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran
kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa)
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa)
harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa)
harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan
dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa)
berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan
diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and
Picture adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk siswa secara
bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar secara logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar
pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru
memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang
telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian
besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi
pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembang kan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman.
Bertujuan agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai
latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa.
Keterampilan
yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan
sebagainya. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Numbered Heads Together adalah sebagai berikut :
·
Kelebihan:
Ø Setiap siswa menjadi siap semua
Ø Dapat melakukan diskusi dengan
sungguh-sungguh.
Ø Siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai.
·
Kelemahan:
Ø Tidak terlalu cocok untuk jumlah
siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama.
Ø Tidak semua anggota kelompok
dipanggil oleh guru
Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe NHT merujuk pada konsep Kagen
dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
1) Pembentukan kelompok;
2) Diskusi masalah;
3) Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi
lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih
kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan
dan toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi
KESIMPULAN
Model pembelajaran ini baik digunakan karena model ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih siap dalam menguasai materi serta belajar menerima keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah. Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia model atau metode mengajar masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai.
Model pembelajaran ini baik digunakan karena model ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih siap dalam menguasai materi serta belajar menerima keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah. Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia model atau metode mengajar masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai.
4. COOPERATIVE SCRIPT
(Dansereau Cs 1985)
Metode Belajar Cooperative script
Skrip kooperatif
adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang
dipelajari.
Langkah-langkah:
1.
Guru
membagi siswa untuk berpasangan.
2.
Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
3.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6.
Kesimpulan guru.
7.
Penutup.
Kelebihan:
·
Melatih
pendengaran, ketelitian / kecermatan.
·
Setiap
siswa mendapat peran.
·
Melatih
mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
·
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
·
Hanya
dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang
tersebut).
Model pembelajaran Kepala bernomor struktur
1. Pengertian
Untuk mengembangkan potensi to live together salah satunya melalui model pembelajaran kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi.
Untuk mengembangkan potensi to live together salah satunya melalui model pembelajaran kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Slavin
(Ibrahim, 2000:16) tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil
belajar pada semua tingkat kelas dan semua bidang studi menunjukkan bahwa kelas kooperatif
menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran sebelumnya. Dibentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Guru menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompoknya. Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam dalam diskusi kelompok.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran sebelumnya. Dibentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Guru menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompoknya. Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam dalam diskusi kelompok.
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008). Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model
Pembelajaran Kepala bernomor struktur)
Sebagai seorang guru dalam memberikan pelajaran
kepada siswa tentu ia akan memilih manakah model pembelajaran yang tepat
diberikan untuk materi pelajaran tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran kepala bernomer struktur sebagai berikut:
Ciri-ciri pembelajaran kepala bernomer struktur sebagai berikut:
1) Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
2) Pengajuan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
3) Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
4) Pemberian Jawaban
Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
3. Langkah – langkah Kepala bernomor struktur
1.
Siswa
dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.
Penugasan
diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang
berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
3.
Jika
perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok
lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu
atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4.
Laporkan
hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
KesimpulanKelebihan dan kelemahan model pembelajaran kepala bernomor struktur
0 komentar